Stop Stigma Sosial COVID-19
STOP STIGMA SOSIAL
COVID-19
SUMBER :
World Health
Organization
Stigma sosial disini berarti pandangan/perilaku negatif yang diberikan kepada orang/kelompok yang terkonfirmasi COVID-19 atau bahkan orang terdekatnya.
Stigma sosial dapat menghambat pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19, karena bisa saja orang dengan gejala menjadi tidak mau memeriksakan dirinya karena takut dikucilkan sehingga membuat virus semakin menyebar.
TERAPKAN KODE ETIK JURNALISTIK
Pemberitaan di berbagai media tidak boleh menyebutkan secara detail informasi pasien yang terkonfirmasi COVID-19 (misal, nama dan alamat tempat tinggal/kantor).
JANGAN KUCILKAN KELOMPOK/INDIVIDU TERTENTU
Jangan kucilkan orang yang pernah kontak dengan pasien.
Yang perlu kita lakukan adalah tetap waspada dan disiplin melakukan upaya pencegahan.
Terlepas dari ada atau tidak orang yang terinfeksi di sekitar kita.
MENYEBARKAN HAL POSITIF
Ceritakan tentang orang-orang yang berhasil sembuh dari COVID-19, semangati para tim medis/relawan yang berada di garda depan melawan COVID-19, dan hal positif lainnya.
MENYEBARKAN AJAKAN PENCEGAHAN
Ajak orang lain untuk hidup sehat, jaga kebersihan tangan, dan melakukan social distancing.
Yuk bersama kita
STOP STIGMA SOSIAL COVID-19
Beberapa hal yang bisa kita lakukan diantaranya, menyebarkan informasi akurat mengenai COVID-19.
Informasi akurat dapat diakses di laman Kementerian Kesehatan RI atau WHO
juga di
http://covid19.atmago.com
HOTLINE SATGAS COVID-19 UGM
0274 - 649 2599 / 453 0303
(Telepon/ WhatsApp Pukul 07.30-17.00 WIB)
0274 -453 0303 / 649 1234
(Telepon di luar jam Kerja)
Dokumen terkait kebijakan, protokol, dan materi edukasi untuk tindakan pencegahan penularan COVID-19 dapat diakses di :
http://hpu.ugm.ac.id
CREATED BY :
INAHEALTH
Trusted Health Channel
Source :
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Repost :
Humas Pemda DIY
#WargaLawanCorona4
COVID-19
SUMBER :
World Health
Organization
Stigma sosial disini berarti pandangan/perilaku negatif yang diberikan kepada orang/kelompok yang terkonfirmasi COVID-19 atau bahkan orang terdekatnya.
Stigma sosial dapat menghambat pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19, karena bisa saja orang dengan gejala menjadi tidak mau memeriksakan dirinya karena takut dikucilkan sehingga membuat virus semakin menyebar.
TERAPKAN KODE ETIK JURNALISTIK
Pemberitaan di berbagai media tidak boleh menyebutkan secara detail informasi pasien yang terkonfirmasi COVID-19 (misal, nama dan alamat tempat tinggal/kantor).
JANGAN KUCILKAN KELOMPOK/INDIVIDU TERTENTU
Jangan kucilkan orang yang pernah kontak dengan pasien.
Yang perlu kita lakukan adalah tetap waspada dan disiplin melakukan upaya pencegahan.
Terlepas dari ada atau tidak orang yang terinfeksi di sekitar kita.
MENYEBARKAN HAL POSITIF
Ceritakan tentang orang-orang yang berhasil sembuh dari COVID-19, semangati para tim medis/relawan yang berada di garda depan melawan COVID-19, dan hal positif lainnya.
MENYEBARKAN AJAKAN PENCEGAHAN
Ajak orang lain untuk hidup sehat, jaga kebersihan tangan, dan melakukan social distancing.
Yuk bersama kita
STOP STIGMA SOSIAL COVID-19
Beberapa hal yang bisa kita lakukan diantaranya, menyebarkan informasi akurat mengenai COVID-19.
Informasi akurat dapat diakses di laman Kementerian Kesehatan RI atau WHO
juga di
http://covid19.atmago.com
HOTLINE SATGAS COVID-19 UGM
0274 - 649 2599 / 453 0303
(Telepon/ WhatsApp Pukul 07.30-17.00 WIB)
0274 -453 0303 / 649 1234
(Telepon di luar jam Kerja)
Dokumen terkait kebijakan, protokol, dan materi edukasi untuk tindakan pencegahan penularan COVID-19 dapat diakses di :
http://hpu.ugm.ac.id
CREATED BY :
INAHEALTH
Trusted Health Channel
Source :
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Repost :
Humas Pemda DIY
#WargaLawanCorona4