Proses Edukasi Tentang General Consent

Kenapa pasien BPJS selesai perawatan (meninggal ataupun sembuh) sebelum pulang diberi pilihan :
a. Kalo mau TTD COVID bebas biaya
b. Kalo tidak mau TTD harus bayar penuh
_________________________
Penjelasan dr. Tonang Dwi A.
15/10/2020

Yang ditandatangani itu namanya 𝐆𝐞𝐧𝐞𝐫𝐚𝐥 𝐂𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭. Isinya persetujuan dari pasien dan/atau keluarga yang mendapat kuasa dari pasien, setelah mendapat informasi dari pihak RS (Rumah Sakit).

𝐆𝐞𝐧𝐞𝐫𝐚𝐥 𝐂𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭 ini dilakukan di awal perawatan. Untuk kasus COVID-19, dilakukan setelah ada keputusan diagnosis awal (istilahnya diagnosis kerja) sebagai 𝐬𝐮𝐬𝐩𝐞𝐤 atau 𝐩𝐫𝐨𝐛𝐚𝐛𝐥𝐞 atau jika setelah dirawat beberapa hari 𝐝𝐢𝐭𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐠𝐞𝐣𝐚𝐥𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐤𝐡𝐚𝐬 𝐂𝐎𝐕𝐈𝐃-𝟏𝟗.

𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐫𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐬𝐨𝐥𝐚𝐬𝐢 khusus untuk pasien COVID-19, ada 𝐩𝐞𝐧𝐣𝐞𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐟𝐞𝐤𝐬𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐩𝐫𝐨𝐬𝐞𝐬 𝐞𝐝𝐮𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧.
Ini bagian dari konsep pelayanan berfokus pada pasien.

𝐏𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧 (𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚) 𝐝𝐢𝐥𝐢𝐛𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 dalam proses 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐭𝐚𝐭𝐚 𝐥𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐮𝐬 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐧𝐚𝐣𝐞𝐦𝐞𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭𝐚𝐧.

𝗣𝗥𝗢𝗦𝗘𝗦 𝗘𝗗𝗨𝗞𝗔𝗦𝗜

• Bapak/Ibu 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐤𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐦𝐢, 𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐭𝐚𝐭𝐮𝐬 𝐬𝐮𝐬𝐩𝐞𝐤 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐩𝐫𝐨𝐩𝐚𝐛𝐥𝐞, 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐩𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐤𝐬𝐚𝐚𝐧 PCR belum kami terima.

• 𝐀𝐠𝐚𝐫 𝐚𝐦𝐚𝐧, RS melakukan 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐨𝐫𝐢𝐝𝐨𝐫 𝐂𝐎𝐕𝐈𝐃-𝟏𝟗

• Oleh karena itu, RS minta pasien 𝐓𝐓𝐃 𝐜𝐨𝐧𝐬𝐞𝐧𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐦 sebagai 𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐞𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐂𝐎𝐕𝐈𝐃-𝟏𝟗.

• Bila pasien dan keluarga 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐓𝐓𝐃, RS tidak bisa ajukan klaim, sehingga pasien harus 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐲𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢.

𝗣𝗥𝗢𝗦𝗘𝗦 𝗘𝗗𝗨𝗞𝗔𝗦𝗜

Walaupun Bapak/Ibu pegang kartu JKN, bila 𝐝𝐢𝐚𝐠𝐧𝐨𝐬𝐢𝐬𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐨𝐫𝐢𝐝𝐨𝐫 𝐂𝐎𝐕𝐈𝐃-𝟏𝟗, 𝐤𝐚𝐫𝐭𝐮 𝐉𝐊𝐍 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐚𝐤𝐮 (kecuali untuk penanganan keadaan co-incidence). Mengapa? Karena terkait dengan wabah, maka 𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐧𝐠 𝐧𝐞𝐠𝐚𝐫𝐚.

Lho, JKN kan juga uang negara? Iya, tapi menurut regulasi saat ini, khusus untuk wabah, 𝐤𝐥𝐚𝐢𝐦 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐝𝐢𝐯𝐞𝐫𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐁𝐏𝐉𝐒𝐊, tapi 𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐥𝐞𝐰𝐚𝐭 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐂𝐎𝐕𝐈𝐃, 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧𝐚 𝐉𝐊𝐍.

𝐏𝐫𝐨𝐬𝐞𝐬 𝐞𝐝𝐮𝐤𝐚𝐬𝐢 ini yang 𝐬𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐩𝐚𝐡𝐚𝐦𝐢. Pasien dan keluarga merasa dirayu, dibujuk, atau bahkan 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐢𝐚𝐧𝐜𝐚𝐦 𝐚𝐠𝐚𝐫 𝐦𝐚𝐮 "𝐝𝐢-𝐂𝐎𝐕𝐈𝐃-𝐤𝐚𝐧" 𝐚𝐠𝐚𝐫 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐲𝐚𝐫. 𝐏𝐚𝐝𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐢𝐭𝐮.

Apakah 𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐛𝐚𝐭𝐮 𝐠𝐢𝐧𝐣𝐚𝐥 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐧𝐟𝐞𝐤𝐬𝐢 𝐂𝐎𝐕𝐈𝐃? 𝐁𝐈𝐒𝐀. Sudah sering ditemukan di lapangan. Ini yang disebut 𝐊𝐨𝐦𝐨𝐫𝐛𝐢𝐝.

Begitu ada temuan seperti itu, RS harus melakukan perawatan di 𝐫𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐬𝐨𝐥𝐚𝐬𝐢 𝐂𝐎𝐕𝐈𝐃-𝟏𝟗, 𝐊𝐀𝐑𝐓𝐔 𝐉𝐊𝐍 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐁𝐄𝐑𝐋𝐀𝐊𝐔 (kecuali penanganan co-incidence). Yang berlaku adalah klaim COVID-19. Nanti kalau sudah terbukti 𝐧𝐞𝐠𝐚𝐭𝐢𝐟 𝐂𝐎𝐕𝐈𝐃-𝟏𝟗, baru 𝐩𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐤𝐞 𝐫𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐚𝐬𝐚, dan 𝐤𝐚𝐫𝐭𝐮 𝐉𝐊𝐍 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐝𝐢𝐠𝐮𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢.

Beda dengan Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) atau persalinan. Ini disebut Co-incidence. Sifatnya tidak berhubungan langsung dengan infeksi COVID-19. Namun bila ternyata dalam 𝐊𝐚𝐬𝐮𝐬 𝐊𝐋𝐋 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐥𝐢𝐧𝐚𝐧, 𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐮𝐤𝐭𝐢 𝐬𝐮𝐬𝐩𝐞𝐤 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐩𝐫𝐨𝐩𝐚𝐛𝐥𝐞, ia tetap 𝐝𝐢𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭 𝐝𝐢 𝐫𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐬𝐨𝐥𝐚𝐬𝐢.

Perawatan sebagai suspek atau propable dibiayai dana COVID-19. Perawatan KLL dan persalinannya didanai sumber lain (JKN, Jasa Raharja, asuransi lain, atau biaya sendiri).

Bila nanti terpaksa sakit dan di RS mendapati seperti itu, 𝐭𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐣𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐤𝐞 𝐩𝐢𝐡𝐚𝐤 𝐑𝐒 𝐚𝐠𝐚𝐫 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐡𝐚𝐦.

Semoga informasi ini menjadi bekal dan mempermudah proses edukasi agar berjalan lancar, lebih ringkas, dan tidak berbuntut masalah.

Sumber :
https://www.instagram.com/p/CG4oR4YHX-3