Perjalanan Pujon Kidul Meraih Predikat Desa Wisata Nasional

Commerce

Tiyo Kamtiyono Kamtiyono in

Selama hampir tiga tahun, pokdarwis Desa Pujon Kidul ini membentuk strategi dalam pemberdayaan masyarakat. Sasaran awalnya adalah anak muda yang tergabung di karang taruna. Sengaja memilih anak muda karena merekalah tonggak perubahan. Samsul menilai bahwa anak muda lebih mudah terbuka dengan pemikiran yang baru. Tak hanya itu, masa depan desa juga nantinya bakal dipegang generasi penerus yang mana ada di tangan anak muda.. Menurutnya, menggandeng anak muda perlu ditanamkan dulu rasa cintanya terhadap desa melalui sosialisasi di kelompok karang taruna dengan pendekatan masa depan desa. ”Saya ceritakan betapa indahnya desa kami dan kaya akan potensi pertanian. Sehingga dengan kesabaran dan keuletan, mereka akhirnya perlahan mulai sadar,” tegas pria berusia 41 tersebut.. Dengan misi itulah, hingga kini kelompok pokdarwisnya memiliki sekitar 40 anggota. Mereka tersebar di beberapa dusun dan memiliki tugas masing-masing. Ada tiga penggolongan wilayah penyebaran peran pokdarwis di tiga dusun, yakni Dusun Krajan, Tulungrejo, dan Maron.. Dijelaskan Samsul, langkah pertama yang diakukan pokdarwis adalah pengembangan Dusun Krajan yang lebih difokuskan pada desa wisata edukasi berbasis pertanian. Sebab, dusun ini memiliki lahan sayur yang lebih luas dibandingkan desa lainnya. Di sana ada lahan sayur tomat, kubis, wortel, sawi, kangkung, buncis, andewi, selada air, kentang, kacang, dan lain-lainnya.. ”Wisata edukasi ini lebih ditekankan kepada wisatawan yang ingin belajar dan mengalami langsung bagaimana pengolahan dalam bidang pertanian hingga pada tahap panen,” terang Samsul. Menurut dia, dengan biaya sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per orang, wisatawan bisa belajar mengenai pertanian. Seperti pengolahan tanah, pembibitan, pemupukan, serta tahap panen. Pokdarwis itu lebih difungsikan untuk menjadi jembatan informasi bagi para wisatawan.. Kemudian pokdarwis di Dusun Tulungrejo yang lebih mengangkat potensi alam. Sebab, di dusun ini terdapat wisata alam Sumberpitu dan wahana off–road untuk jip. Pokdarwis di kawasan ini lebih difungsikan sebagai guide. Dan yang terakhir yakni Dusun Maron, yang lebih menekankan pada wisata edukasi peternakan sapi dan home industry.. Di dusun ini terdapat pengolahan susu sapi menjadi keripik susu dan yoghurt. Ada juga kerajinan tangan, keripik, stick, serta kerupuk. ”Beberapa produk sudah menyebar ke wilayah Jawa Timur,” tegas suami Susminarti tersebut.. Menurut dia, dengan adanya desa wisata tersebut, kini masyarakat juga semakin berdaya. Banyak yang menjadikan rumah mereka sebagai homestay. Sebab, wisatawan yang ingin belajar tentang pertanian memerlukan tempat tinggal. (<a href="http://radarmalang.co.id/ingin-wisata-desa-datanglah-pujon-kidul-malang-49373.htm">Radar Malang</a>)

Dilihat 763 kali

0 Komentar

Lihat & tulis komentar