Beberapa Hikmah Proses Edit Video dalam Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring memang menimbulkan dinamika yang super aktif bagi otak dan perasaan para ibu. Saya pun mengalaminya. Namun sebagai penyuka bidang pendidikan yang melihat proses pendidikan ataupun pembelajaran sebagai hal yang harus dijalani semua orang, bukan sekadar meraih hasil, saya masih bisa menikmatinya.
Putri kedua saya yang duduk di kelas 8 beberapa kali mendapat tugas membuat video. Bukan hal mudah melakukannya. Terakhir dia membuat video, butuh waktu hingga menjelang 3 hari menyelesaikan videonya.
Saya senang mengamatinya berproses belajar. Sejak anak sulung kecil yang sekarang duduk di bangku kuliah, saya tak pernah meminta anak-anak untuk meraih nilai tinggi atau mendapat ranking. Saya berharap mereka mau dan suka belajar karena sejatinya pembelajaran harusnya menjadi bagian dari diri kita hingga akhir masa.
Nilai hanya sekadar angka yang tak berarti apa-apa. Belajar itu proses menuju kedewasaan dan kebijakan. Belajar – termasuk belajar dari rumah bukan sekadar hasil, bukan sekadar nilai.
Usai mengerjakan video saya mencatat pencapaian-pencapaian berikut dalam proses belajar anak saya
1. Bukan hanya tahu terigu termasuk bahan lunak alam, putri saya jadi tahu cara membuat clay dari terigu.
2. Putri saya jadi tahu cara mencari informasi di internet berdasarkan kebutuhan. Sejatinya, kita harus tahu kata kunci apa yang tepat digunakan untuk mencari informasi. Jujur saja, orang dewasa masih banyak yang tidak paham ini padahal bagian dari literasi digital, nah kalau anak bisa mempelajarinya, bagus kan?
Putri saya jadi lebih terampil menggunakan dua aplikasi editing video - Cute Cut dan Video Speed. Bagaimana menyusun video yang baik juga bagian dari proses belajarnya.
3. Putri saya mengasah keterampilan berbicara di depan kamera. Saya senang, phyllar words-nya nyaris tak ada.
4. Kami sekeluarga jadi lebih aplikatif dalam berkomunikasi. Bukan hanya dalam bertutur kata, ada empati dan bonding dalam komunikasi yang terjalin.
5. Nilai lain yang terasa adalah “bekerja sama” dan pentingnya peran keluarga dalam bekerja sama memecahkan masalah.
6. Kami semua jadi belajar untuk lebih menghargai satu sama lain.
Well, jujur, tak semudah itu menuliskan semua itu. butuh waktu 3 hari untuk menemukan hikmahnya. Drama yang berlangsung selama 3 hari saya tulis di blog saya. Anda bisa membacanya di link
https://www.mugniar.com/2020/10/drama-pembelajaran-daring-membuat-video.html
Putri kedua saya yang duduk di kelas 8 beberapa kali mendapat tugas membuat video. Bukan hal mudah melakukannya. Terakhir dia membuat video, butuh waktu hingga menjelang 3 hari menyelesaikan videonya.
Saya senang mengamatinya berproses belajar. Sejak anak sulung kecil yang sekarang duduk di bangku kuliah, saya tak pernah meminta anak-anak untuk meraih nilai tinggi atau mendapat ranking. Saya berharap mereka mau dan suka belajar karena sejatinya pembelajaran harusnya menjadi bagian dari diri kita hingga akhir masa.
Nilai hanya sekadar angka yang tak berarti apa-apa. Belajar itu proses menuju kedewasaan dan kebijakan. Belajar – termasuk belajar dari rumah bukan sekadar hasil, bukan sekadar nilai.
Usai mengerjakan video saya mencatat pencapaian-pencapaian berikut dalam proses belajar anak saya
1. Bukan hanya tahu terigu termasuk bahan lunak alam, putri saya jadi tahu cara membuat clay dari terigu.
2. Putri saya jadi tahu cara mencari informasi di internet berdasarkan kebutuhan. Sejatinya, kita harus tahu kata kunci apa yang tepat digunakan untuk mencari informasi. Jujur saja, orang dewasa masih banyak yang tidak paham ini padahal bagian dari literasi digital, nah kalau anak bisa mempelajarinya, bagus kan?
Putri saya jadi lebih terampil menggunakan dua aplikasi editing video - Cute Cut dan Video Speed. Bagaimana menyusun video yang baik juga bagian dari proses belajarnya.
3. Putri saya mengasah keterampilan berbicara di depan kamera. Saya senang, phyllar words-nya nyaris tak ada.
4. Kami sekeluarga jadi lebih aplikatif dalam berkomunikasi. Bukan hanya dalam bertutur kata, ada empati dan bonding dalam komunikasi yang terjalin.
5. Nilai lain yang terasa adalah “bekerja sama” dan pentingnya peran keluarga dalam bekerja sama memecahkan masalah.
6. Kami semua jadi belajar untuk lebih menghargai satu sama lain.
Well, jujur, tak semudah itu menuliskan semua itu. butuh waktu 3 hari untuk menemukan hikmahnya. Drama yang berlangsung selama 3 hari saya tulis di blog saya. Anda bisa membacanya di link
https://www.mugniar.com/2020/10/drama-pembelajaran-daring-membuat-video.html