Penjualan Bunga Seribu Bintang di Batu Merosot Saat Curah Hujan Naik

Commerce

Tiyo Kamtiyono Kamtiyono in

Hujan yang berlangsung dalam sebulan terakhir ini, berakibat merosotnya penjualan tanaman hias seribu bintang. Pasalnya, warna bunga yang biasanya cerah, memudar tersiram air hujan, sehingga tidak menarik bagi pelanggan. ”Biasanya mampu menjual 500 per bulan, kini hanya 150 bunga saja,” ujar Ari Darma, salah satu penjual bunga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Senin (3/10/2016) Dia mengatakan, merosotnya penjualan bunga disebabkan musim hujan tidak cocok dengan tanaman ini. ”Kalau musim penghujan seperti ini, bunganya tetap tumbuh, tapi warnanya kuning pucat,” ujar pria berusia 27 tahun tersebut. Tak hanya itu, lanjut Ari , tanaman yang memiliki tinggi 80 sentimeter itu masih diperhitungkan menjadi tanaman rebutan pembeli. Pasalnya, tanaman ini termasuk murah, yakni hanya Rp 2.500 per polybag. Sedangkan untuk penjualan grosiran, mencapai Rp 1.500 per polybag. Orderan paling ramai dari Surabaya hingga Bali. Menurutnya, merawat tanaman ini tak bisa sembarangan. Sebab, tanaman ini memerlukan pemupukan dua minggu sekali. Pertumbuhan tanaman ini biasanya akan lebih besar pada saat usia 0–9 bulan. Selain itu, tanaman seribu bintang juga dipercaya sebagai tanaman obat penyembuh batuk. Caranya, daunnya dihaluskan, lalu ditempelkan di bagian leher. (<a href="http://radarmalang.co.id/penjualan-bunga-seribu-bintang-merosot-47313.htm">RadarMalang</a>)

Dilihat 1663 kali

0 Komentar

Lihat & tulis komentar